Hmmm… cinta itu apa se? Zahra benar-benar tak ngerti definisi apa sebenarnya cinta itu. Orang bilang cinta itu kita rela berkorban untuk orang yang kita cintai. Ada juga yang bilang cinta harus bisa kita miliki. Ada juga yang bilang cinta itu kita selalu merasa nyaman di dekatnya. Terus apa bedanya dengan fans? Orang ngefans pun bisa ngelakuin apa aja demi idolanya… Kalau menurut Zahra sendiri, cinta akan timbul setelah kita memilikinya. Seperti kita memiliki hape,, kita akan selalu menjaganya, merawatnya, dan juga dengan kasih sayang membawanya kemana-mana. Begitu juga manusia. Setelah menikah baru itulah yang dinamakan cinta yang sebenarnya. Seorang suami rela bekerja sehari semalam demi menghidupi istrinya, selalu terpikirkan jikalau pergi jauh. Begitu juga dengan seorang istri.
Zahra bingung memutuskan apakah yang Zahra rasain ke Mush’ab itu cinta atau sebatas kagum saja? Tapi Zahra benar-benar menginginkan dan juga mengharapkan dia menjadi pendamping hidup Zahra. Cinta, cinta, cinta. Topik inilah yang paling rumit di dunia yang fana ini. Tapi Mush’ab sukses membuat Zahra senang, tertawa, tersenyum-senyum sendiri, sedih, rindu, kangen, nangis, deg-degan, nyaman….
Zahra hanya bisa berharap dan mengandalkan kekuatan mindset, Mush’ab bisa membalas perasaan Zahra dan merasakan hal yang sama. Zahra ingin Mush’ab mencintai ZAhra, sebagaimana ZAhra mencintai Mush’ab.
Zahra nggak rela Mush’ab menjadi milik orang lain, apalagi dengan orang yang Zahra kenal.
